Rabu, 24 Desember 2014

laporan respirasi pada serangga

A.Tujuan
Untuk mengetahui konsumsi oksigen padabelalang yang besardankecil
B.Dasar teori
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat atau organ yang disebut spirakulum (spiracle),  juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal yaitu adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar daripada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di udara.
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada volumenya, sehingga diffusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh.  Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi. Con­tohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan apa yang disebut "insang fisis" atau physical gill digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil O2 dari dalam gelembung-gelembung udara yang disimpan. Jika tekanan parsial O2 menurun, tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga terkumpullah gelembung-gelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang disaring tersebut sudah terkan­dung terlalu banyak N2, maka serangga akan muncul ke permukaan dan membuka mulut.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka CO2 yang terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil langsung.  Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill). (M. Abercrombie, 1993).Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:      
1.      Jenis kelamin
Belalang atau jangkrik  betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.
2.  Ketinggian
       Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
3. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara
4. Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2  ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara terat
5. Berat Tubuh
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari Berat tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada belalang yang berukuran besar melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan
C.Alat dan bahan:
  1. Respirasi sederhana
  2. Timbangan
  3. 2 ekor jangkrik
  4. Kristal NaOH/KOH
  5. Metilen blue
  6. Vaselin/plastisin
  7. Kapas
  8. Pipet tetes
D. Cara kerja:
1.      Masukan Kristal NaOH kedalam tabung respirometer sederhana;
2.      Timbang botol respirometer sederhana tersebut, lalu dicatat
3.      Masukan serangga kedalam tabung respirometer sederhana yang telah diisi KristalNaOH lalu ditimbang;
4.      Selisih berat (beratseluruhdikurangiberatbotol)
5.      Kemudian tutup tabung dengan prop yang ada skalanya lalu diolesi disekelilingnya menggunakan vaselin
6.      Letakan tabung tersebut miring diatas meja kemudian masukan metilen blue;
7.      Amati pergerakan metilen blue selama 10 menit dan diulangi sampai 2 kali
8.      Lakukan hal yang sama untuk hewan percobaan yang lain;
9.      Hitunglah konsumsi oksigen per berat serangga

E. Data hasil pengamatan
Tabel data hasil pengamatan skala kedudukan eosin pada kedua serangga yang diamati.
No
Berat belalang(gram)
Volume 10’ pertama
Volume 1o’ kedua
Volume rata-rata
1
Belalangbesar
(3,23)
1,3
1,2
1,25
2
Belalangkecil
(0,26)
1
0,67
0,83

Ø  Belalangbesar
Konsumsi O2 = berat belalang/waktu/volume
= 3,23 gr/10 menit/1,25
= 0,2584 ml/0,26 ml
Jadi konsumsi O2 pada 3,23 gram belalang (Besar) dalam 10 menit adalah 0,2584 ml/0,26ml.
Ø  Belalangkecil= belalang/waktu/volume
=0,26gr/10 menit/0,83
= 0,03 ml
Jadi konsumsi O2 pada 0,26 gram Belalang (kecil) dalam 10 menit adalah 0,03 ml.

F. PEMBAHASAN
Dalam kegiatan praktikum ini menggunakan senyawa NaOH  berbentuk kristal yang dimasukan didalam botol karena,senyawa ini mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen sehingga serangga didalam botol masih tetap bernafas.
            Selain oksigen senyawa NaOH juga mampu mengikat karbon dioksida(CO2). Gas ini dihasilkan dari hasil respirasi serangga yang ada dalam botol,yang memungkinkan seranga tetap hidup. Jika gas CO2 tidak diikat maka dapat mematikan serangga yang ada dalam botol,sebab gas ini bersifat racun.
            Dalam pengamatan tetesan metilen blue memberikan pergeseran yang menuju atau mendekati labu erlenmeyer,ini berarti menunjukan serangga yang ada dalam alat prop melakukan respirasi. Dari pengamatan praktikum antara belalang besar dan belalang kecil terdapat perbedaan dalam berespirasi.belalang besar  sebesar 0,26 ml/menit, belalang kecil0,03 ml/menit. Sehingga didapat belalang besar  melakukan respirasi lebih cepat. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi tubuh  yang sehat,aktivitas yang banyak dan berat tubuh.
            Belalang besar mempunyai kondisi tubuh yang sehat,berat tubuh yang ringan dan aktivitas yang meningkat dari pada belalang kecil. Kondisi sehat  mempengaruhi berat tubuh,berat tubuh mempengaruhi aktivitas,aktivitas yang meningkat akan banyak mengeluarkan energi sehingga, lebih banyak lagi oksigen yang diperlukan untuk berespirasi.
            Tutup botol dengan prop yang ada sekala disekelilingnya harus diolesi dengan vaselin supaya tidak ada udara yang masuk sehingga tidak menggagu pengamatan. Selain itu botol diletakan secara miring untuk mengetahui jalannya respirasi.
 Dalam pengamatan kecepatan respirasi antara 10 menit pertama dan 10 menit ke 2 mengalami perbedaan ,pada menit pertama laju respirasi lambat sedangkan menit kedua dan seterusnya mengalami laju yang cepat.
 Hal ini pada menit pertama belum melakukan aktivitas gerak yang cepat,sedangkan menit selanjutnya menunjukan gerakan yang meningkat sehingga jumlagh oksigen yang diperlukan meningkat pula,yang dikarenakan banyak mengeluarkan energi.
G. KESIMPULAN
Pengamatan mengunakan senyawa NaOH kristal,karena mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida,sehingga respirasi serangga dalam prop dapat berlangsung dengan baik.
Digunakan vaselin agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara luar maka dapat mengamati respirasi serangga sesuai dengan kebutuhan oksigennya,selain itu botol diletakan secara miring dan tetesan metilen blue bergeser kearah erlenmeyer mempunyai alasan untuk mengetahui proses respirasi.
Proses respirasi dipengaruhi oleh: kondisi tubuh  yang sehat,aktivitas yang banyak dan berat tubuh.Kondisi  tubuh yang sehat  mempengaruhi berat tubuh,berat tubuh mempengaruhi aktivitas,aktivitas yang meningkat akan banyak mengeluarkan energi sehingga, lebih banyak lagi oksigen yang diperlukan untuk respirasi.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Laporan Praktikum Respirasi Pada Serangga .http://acha.blogspot.com. Diakses pada 20 Desember 2014
Robby Primadani. 2006. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan : Respirasi . Banjarmasin : Prodi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Uuniversitas Lambung Mangkurat .

Tobin. 2005. Respirasi Aerob dan Anaerobhttp://tobin.blogspot.com. Diakses pada 20 Desember 2014







laporan praktikum fiswan peredaran darah kecebong


.    JUDUL
Peredarah darah pada ekor kecebong
B.     TUJUAN
Mengetahui peredaran darah pada kecebong dan dapat membedakan antara pembuluh darah arteri, vena dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darah.
C.     ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum :
·         Cawan petri
·         Spatula
·         Gelas kimia
·         Mikroskop
·         Alat tulis
·         Camera
Bahan yang digunakan dalam praktikum :
·         Kecebong
·         Alcohol
·         Kapas
D.    CARA KERJA
·         Basahi kapas dengan alcohol
·         Simpan kapan yang telah di bahasi oleh alcohol didalam cawan petri
·         Ambil kecebong didalam gelas kimia dengan menggunakan spatula
·         Letakan di atas kapas yg di beri alcohol
·         Kecebong ditutup oleh kapas selama 5 detik
·         Letakan kecebong yang sudah dibius di atas objek glass
·         Lalu amati di bawah mikroskop
E.     LANDASAN TEORI
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam, yaitu di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Menurut anonim a. (2010) amfibia mempunyai ciri-ciri:
1.       Tubuh diselubungi kulit yang berlendir.
2.     Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).
3.    Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
4.    Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang.
5.     Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
6. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
7.     Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).  Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010).

F.      HASIL PENGAMATAN
Pada percobaan yang pertama, setelah ekor kecebong diamati dibawah mikroskop, kami dapat melihat bagian-bagian dalam dari ekor kecebong. Terlihat pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan beserta aliran-aliran darahnya.Aliran-aliran darahnya terlihat seperti aliran zat-zat cair yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Ada yang ke depan ada juga yang ke belakang, ada yang alirannya cepat namun ada juga yang lambat.
G.    PEMBAHASAN

Sistem peredaran darah pada kecebong dipelajari melalui aliran darah pada ekor kecebong. Setelah ekor kecebong diamati di bawah mikroskop terlihat pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan beserta aliran-aliran darahnya.Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran.
Mekanisme peredaran darh pada kecebong adalah sebagai berikut:
·         Seluruh darah yang mempunyai kadar oksigen rendah dan karbon dioksida tinggi masuk ke jantung melalui pembuluh  vena (darah tersebut disebut darah vena).  
  • Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju kapiler di dalam insang.
  • Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, karbon dioksida dibebaskan dan oksigen diikat (darah yang kaya oksigen disebut darah arteri).
  • Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh.
  • Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan, kemudian di bawa lagi ke jantung melalui pembuluh vena.
·         Pembuluh arteri dan vena mengalirkan darah lebih cepat daripada pembuluh arterior, venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah arteri dan vena tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior. Pada masa larva (berudu/ kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruangan. Yaitu satu serambi dan satu bilik. Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. (Kartolo 1993).
 Aliran Darah pada Katak
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. Sistem peredaran limfe berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah (Anonim, 2009)Jantung katak mempunyai sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung (Anonim, 2008). Sistem peredaran darah katak adalah tipe tertutup. Namun, jantung katak memiliki hanya 3 kamar. Ada 2 atrium dan satu ventrikel. Ada di jantung katup disebut katup spiral yang mengarahkan aliran darah. Ini berfungsi untuk mencegah terdeoksigenasi oksigen dan darah dari pencampuran. Sistem transportasi pada katak terdiri dari darah dan alat peredarah darah. Darah terdiri dari bagian yang cair (plasma darah) dan sel-sel darah. Adapun komponen utama dari plasma darah adalah air yang didalamnya terlarut protein dan garam-garam mineral. Sedangkan fungsi darah adalah untuk mengangkut zat-zat yang terlarut didalamnya untuk disebarkan ke seluruh jaringan dan sel-sel yang ada didalam tubuh katak.Sedangkan sel-sel darah pada katak terdiri atas sel darah merah (eritrosit), dan sel-sel darah putih (leukosit).
H.    KESIMPULAN
Aliran darah pada kecebong pada arteri di mulai pada kepala menuju ekor Arteri  atau (pembuluh nadi) pada kecebong, membawa darah meninggalkan jantung, dan sebaliknya pada pembuluh darah vena, dimulai dari ekor menuju kepala, karena pembuluh darah vena pembawa darah.
I.       LAMPIRAN






J.       DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pearce, E.,2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syaifuddin,2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.